Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) kembali mengukuhkan dua guru besar yaitu Prof. Dr. Muhammad Arifin Gultom, M.Hum (WR I UMSU) di bidang Hukum dan Prof. Dr. Ir. Muhamamd Buhari Sibuea, M.Si di bidang Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Keduanya resmi dikukuhkan di Auditorium UMSU – Jl. Kapten Muchtar Basri No.3 – Medan, Sabtu (5/2).
Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP yang terlebih dahulu dikukuhkan pada akhir tahun 2021, membuka sidang senat terbuka pengukuhan dua guru besar. Dilanjutkan dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) Kemdikbud No. 49105/MPK.A/KP.05.01/2021 dan No. 83307/MPK.A/KP.05.01/2021 tentang kenaikan jabatan akademik atau fungsional dosen oleh WR II UMSU Prof. Dr. Akrim, M.Pd.
Kedua guru besar tersebut menyampaikan orasi ilmiah di bidangnya masing-masing. Prof. Dr. Muhammad Arifin Gultom, M.Hum memberikan pemahaman mendalam tentang ‘Karakteristik Perjanjian Arbitrase dalam Penyelesaian Sengketa Bisnis’.
“Transaksi Bisnis tidak lepas dari bingkai hukum dan hukum diciptakan tidak semata-mata diciptakan sebagai pengarah tingkah laku bisnis, namun sekaligus menjadi sarana penyelesaian sengketa salah satunya dengan peradilan. Arbitrase merupakan peradilan yang mengedapankan win win solution sehingga disebut peradilan perdamaian. Perjanjian arbitrase memiliki nilai dan keunikannya sendiri daripada perjanjian lainnya,” ujar Arifin dalam orasi ilmiahnya.
Sementara Prof. Dr. Ir. Muhamamd Buhari Sibuea, M.Si bersemangat mengorasikan ‘Eksistensi dan Revitalisasi Kelembagaan Ekonomi Pertanian dalam Pembangunan Nasional’. Ia menekankan pada kondisi koperasi pertanian di Indonesia, “Satu-satunya sektor yang mampu menyelamatkan krisis ekonomi Indonesia adalah pertanian. Sementara itu, salah satu lembaga pertanian yang masih eksis adalah lembaga koperasi yang sudah turun temurun, namun eksistensi koperasi pertanian di Indonesia secara kuantatif sangat membanggakan tapi secara kualitatif sangat miris yaitu kurangnya SDM hingga Steakholder,” tutur Buhari.
Disematkannya lencana pada kedua guru besar UMSU, Ketua Majelis Litbangdikti Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Lincolin Arsyad berpesan “Menjadi salah satu guru besar dari delapan guru besar di UMSU adalah tanggungjawab yang besar. Ilmunya tidak hanya untuk diri sendiri, harus ditularkan kepada orang lain. Guru besar juga harus melahirkan guru besar dan membimbing yang lainnya untuk menjadi guru besar.”
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah 1 Sumut Prof. Dr. Ibnu Hajar yang turut menyaksikan pengukuhan menyampaikan bahwa tantangan suatu universitas bukan lagi hard knowledge-nya. Nilai tidak menjadi jaminan kesuksesan. Kepribadian, karakteristik dan softskill lah yang menjadi penentu kesuksesan. Ia berharap, ”Mohon jadikan UMSU ini tidak hanya jendelanya kota Medan, tapi jendelanya dunia secara achievement yaitu menjadi kampus yang berkelas World Class University,” harapnya.
Menyambut harapan tersebut Rektor UMSU merasa bersyukur bertambahnya dua guru besar yang dapat mengembangkan Sumber Daya Manusia UMSU menuju Word Class University. Ia juga menjelaskan bahwa terdapat tiga dosen lagi yang sedang proses mencapai guru besar dan enam bulan ke depan akan ada dosen UMSU yang kembali dari Australia dan Thailand. (Pny)