Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggandeng Yayasan Panca Abadi Bangsa (PABA) Binjai menggelar Educational Workshop di Aula PABA Binjai, Jalan Padang Sidempuan, Kelurahan Rambung Barat, Kota Binjai, Sabtu (20/2).
Hadir, Ketua Yayasan PABA Binjai, Normansyah Nasution, SE, Wakil Rektor II UMSU, Assoc Prof Dr Akrim, MPd, Instruktur Nasional, Edi Salim Chaniago, MSi dan 80 guru serta moderator Aulia Rahman Sitompul, SPdI.
Ketua Yayasan PABA Binjai, Normansyah Nasution, SE mengatakan di tengah pandemi Yayasan PABA terus berupaya memberikan layanan pendidikan terbaik, maka diperlukan peningkatan guru-gurunya. Education Workshop ini sangat baik, guru-guru juga diharapkan mau meningkatkan kompetensi pendidikannya.
Wakil Rektor II UMSU, Assoc Prof Dr Akrim, MPd mengaku dunia pendidikan sempat terganggu di masa pandemi. Bahkan, jika ditanya, dunia pendidikan tidak siap. Namun, dengan berbagai inovasi yang dilakukan, pandemi yang melanda bisa dilalui dengan baik di antaranya pola pembelajaran yang awalnya di dunia nyata beralih ke dunia maya. Akibatnya, metode pembelajaran berubah, tidak lagi di ruang-ruang kelas, tetapi sudah melalui daring.
Pemanfaatan perpustakaan digital juga dapat dijadikan ruang baca virtual bagi guru dan peserta didik. Perpustakaan digital diyakini bisa menjadi media literasi virtual bagi siswa. Guru dapat memberi tugas membaca dan hasil bacaannya dapat diterapkan untuk kecakapan hidup. Itulah yang disebut sebagai literasi fungsional.
Peran aktif orang tua juga menjadi sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran. Untuk itu, sekolah harus membangun komunikasi efektif dengan orang tua. Ini dapat dilakukan dengan membuat kontrak belajar. Kontrak belajar berisi pengetahuan dan keterampilan esensial apa yang harus dimiliki oleh siswa selama belajar daring.
Kelompok kerja guru juga diharapkan menjadi wadah saling sharing best practice. Artinya, pendidikan di masa pandemi ini akan efektif jika didukung oleh tripusat pendidikan, yaitu sekolah, orang tua, dan lingkungan.
TANTANGAN PENDIDIKAN
Instruktur Nasional, Edi Salim Chaniago, MSi mengatakan tantangan pendidikan abad ini adalah menyiapkan lulusan yang baik, cerdas, dan trampil. Indikator ketiga ranah tersebut adalah kesiapan lulusan sekolah untuk menghadapi prospek profesi masa depan. Secara umum proses masa depan akan didominasi oleh dua arus besar, yaitu digital oriented dan teklchnology oriented.
Menyikapi hal tersebut sekolah harus sungguh-sungguh menyiapkan masa depan anak didik. Pendekatan yang mungkin untuk dilakukan adalah pembelajaran berbasis STEAM, yang menggunakan sains, teknologi, engineering, arts (seni budaya), dan matematik sebagai titik berat pembelajaran. Pendekatan STEAM memantik suasana belajar yang produktif, sehingga pembelajaran tidak hanya terhenti sampai ranah pengetahuan saja. “Ada tiga strategi pembelajaran yang dapat menyiapkan anak didik untuk masa depan, yaitu project based learning, problem based learning, dan discovery learning. STEAM dengan perencanaan dan penerapan yang konsisten dapat menghasilkan lulusan yang siap menjadi ‘aktor’ masa depan,”katanya.